Dua Tahun Ini: Asesmen Sumatif SMP Negeri 5 Gunakan Sistem CBT

JAYAPURA – Penilaian Akhir Semester untuk tingkat SMP pada tahun ajaran 2024/2025 akan diselenggarakan kembali di SMP Negeri 5 Kota Jayapura. Seluruh peserta, terutama siswa kelas IX, harus mengikuti semua mata pelajaran yang diuji dan tetap taat pada peraturan ujian yang telah ditetapkan.

Asesmen sumatif dengan metode Computer Based Test (CBT) ternyata menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan lewat penilaian standar yang sudah disatukan dengan teknologi. Metode ini dapat digunakan melalui berbagai perangkat seperti komputer, laptop, hingga gadget Android.

Implementasi dari Uji Kompetensi Berbasis Teknologi (CBT) ini dimaksudkan agar proses pelaksanaan ujian menjadi lebih teratur, hemat waktu, serta mengurangi kemungkinan adanya tindakan curang oleh para peserta didik. Pertanyaan-pertanyaan dalam ujian dipersiapkan dengan cara elektronik yang berarti tak lagi harus mencetaknya, dan nilai-nilai dapat dihitung dengan lebih kenceng dan tepat sasaran.

Kepala SMP Negeri 5 di Kota Jayapura, Yosephin Septiana Wally, S.Pd., M.Pd, mengungkapkan bahwa sebagian besar siswa telah memakai komputer atau laptop untuk menyelesaikan penilaian yang dilakukan tersebut.

Sekolah merekomendasikan kepada siswa yang mempunyai laptop untuk dapat menggunakannya saat melaksanakan penilaian akhir tingkat, sedangkan bagi mereka yang tidak punya laptop akan diberi kesempatan menggunakan perangkat laptop atau komputer yang telah disiapkan pihak sekolah.

"Pihak sekolah sudah menyediakan sarana CBT dengan jumlah 85 unit perangkat komputer desktop dan notebook beserta jaringan internet berkualitas tinggi, sehingga penilaian itu bisa dijalankan dalam satu kali sesi atau secara bersamaan," ungkap Yosephin lewat pernyataan tertulisnya pada hari Sabtu (26/4).

Yosephin mengungkapkan bahwa penilaian akhir semester sudah dimulai tiga tahun yang lalu di tempatnya. Implementasi Ujian Berbasis Komputer tersebut mendapat sambutan positif dari para orang tua siswa serta Dewan Pendidikan setempat, sehingga saat ini siswa tidak perlu lagi menggunakan ponsel pintar mereka.