
WUHU, – Ekspansi merek-merek otomotif asal China ke wilayah Asia Tenggara semakin meningkat, bukan hanya di Indonesia namun juga merata di seantero kawasan tersebut.
Phenomenon ini bukan hanya berkaitan dengan penetrasi pasar, tetapi juga menggambarkan pergeseran tren global menuju mobilitas yang lebih sustainabel.
Chery, perusahaan otomotif berbasis di Wuhu, Provinsi Anhui, China, adalah salah satu merk yang aktif dalam upaya masuk ke pasaran ASEAN.
Brand ini mampu bertanding melawan pesaing-pesaing Tiongkok lain seperti BYD, Wuling, serta GWM dalam pangsa pasaran ASEAN.
Zhang Guibing, Presiden Chery International, dalam sebuah wawancara khusus yang dilakukan di Wuhu, China, menyatakan bahwa keberhasilan merek asal Cina di wilayah Asia Tenggara merupakan refleksi dari pergeseran zaman.
"Menurut saya kita perlu berkolaborasi dengan manufaktur berbeda. Mereka disebut berbeda terutama karena teknologi barunya," kata Guibing di Wuhu, China, Minggu (27/4/2025).
Guibing memberikan contoh bahwa salah satu perubahannya adalah kesuksesan Thailand dalam menerapkan kendaraan bertenaga baru. new energy vehicles (NEV).
"Saat ini kita sedang memasuki zaman teknologi baru. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, ciri utama dari energi terbarukan di Thailand saat ini nyaris mencapai 100 persen dengan penggunaan energi baru," jelas Guibing.
Guibing mengatakan bahwa perubahan ini merupakan kesempatan emas bagi merek-merek asal China, termasuk Chery.
Meski tidak disebutkan secara perinci, merek asal China sesuai dengan kebutuhan saat ini, menawarkan produk-produk baru dengan teknologi ramah lingkungan mulai dari mobil listrik (BEV), plug-in hybrid (PHEV), dan hybrid konvensional.
Guibing menggarisbawahi tiga aspek unggul dari merek-merek Tiongkok, yakni kemajuan teknologinya, rentetan produk yang komprehensif, dan tanggapannya terhadap regulasi karbon.
" Dunia tengah mengalami perubahan. Pasarnya juga ikut bertransformasi. Kebijakan tentang karbon pula sedang berkembangan. Menggunakan teknologi terbaru ini, Thailand memiliki kesempatan luar biasa untuk menciptakan pangsa pasaran yang unik," ujarnya.
"Dengan keunggulan ini, kami melihat peluang besar untuk membangun pasar yang lebih beragam. Konsumen tidak hanya mendapat produk hemat energi, tetapi juga pengalaman berkendara yang sama sekali baru," ujarnya.
" Produsen kendaraan tersebut menawarkan opsi terunggul. Meski tak memiliki pabrik pun, konsumsi bahan bakar berkurang menjadi 9,5% dibandingkan dengan bensin standar di seluruh dunia. Pelanggan merasa senang dengan inovasi teknologi ini," ujarnya.
Namun, masyarakat pemilik kendaraan pun menyadari adanya perbedaan signifikan terkait dengan performa dan efisiensi. Di segala sisi tersebut, ini menjadi peluang luar biasa untuk mobil asal Tiongkok. Saya harap mereka dapat memanfaatkannya," ujarnya.
Walaupun optimis, Guibing menekankan pentingnya memelihara Standar Kualitas untuk Mempertahankan Citra Merk Tahan Lama di Cina.
"Saya tentunya berharap bahwa seluruh merk mobil asal Tiongkok dapat berkumpul dan mempertahankan standar kualitasnya. Saat menaikkan penjualannya, harus dihindari pengurangan kualitas bagi para pembelinya," ujarnya.
"Seluruh pembuat mobil asal China perlu bekerja sama untuk memelihara imej merk mereka," kata Guibing.
Komentar
Posting Komentar