, JAKARTA — Dua institusi finansial global, Bank Dunia dan IMF , kompak menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini.
Bank Dunia pada laporannya yang baru-baru ini dengan judul Macro Poverty Outlook Edisi April 2025, mengurangi perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 dari semula 5,1% menjadi 4,7%.
Bank Dunia menganggap bahwa keragu-raguan dalam kebijakan perdagangan internasional serta penurunan nilai barang mentah akan memiliki dampak merugikan pada performa ekonomi Indonesia dan keyakinan para pemodal.
Meskipun demikian, Bank Dunia menilai bahwa stimulan keuangan dan reformasi yang dirancang untuk memperkuat daya saing perekonomikan bisa jadi cukup untuk menebus efek merugikan akibat beban luar negeri tersebut. Dengan begitu, investasi diperkirakan akan naik perlahan-lahan bersamaan dengan pembentukan infrastruktur. Danantara .
"Pertumbuhan konsumsi swasta akan tetap tangguh, dengan sedikit moderasi karena kurangnya lapangan kerja yang berkualitas," dikutip dari laporan proyeksi Bank Dunia tersebut pada Jumat (25/4/2025).
Sementara itu, Bank Dunia memproyeksikan tingkat kemiskinan akan turun ke 11,5% pada tahun 2027. Pada 2024, Bank Dunia mencatat tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai 15,6%.
Inflasi diprediksi akan terus berada di dalam jangkauan sasaran yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yakni sebesar 2,3% hingga tahun 2025.
Defisit APBN 2025 Diperkirakan akan meningkat menjadi 2,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB) karena adanya pengeluaran yang mendukung program unggulan pemerintah baru. Untuk dibandingkan, defisit fiskal tahun lalu adalah sebesar 2,3% dari PDB.
Meskipun demikian, utang pemerintahan diperkirakan akan tetap stabilize pada kisaran 40,1% dari Produk Domestik Bruto sampai tahun 2027 menurut prediksi Bank Dunia. Biaya hutang yang meningkat mengakibatkan pembayaran bungan mencapai 19% dari seluruh pendapatan nasional.
"Dalam situasi keuangan global yang menantang serta dengan adanya kebijakan perdagangan tertentu, defisit neraca pembayaran diperkirakan akan membengkak hingga mencapai 1,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2027, lebih rendah dibandingkan posisi sebelum pandemi," demikian dilanjutkan dalam laporannya.
Bank Dunia menganggap bahwa investasi luar negeri akan terus menjadi penyumbangan pokok dalam hal pembiayaan, dengan kebanyakan dana ini ditujukan untuk pengolahan lebih lanjut pada bidang industri.
Proyeksi Dana Moneter Internasional: Perekonomian Indonesia pada tahun 2025 Diproyeksikan Tumbuh Sebesar 4,7%
Dalam laporan berbeda, International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional pun menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 hingga 4,7%.
Dalam World Economic Outlook (Estimated World Outlook) edisi April 2025 menyatakan bahwa revisi tersebut sesuai dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi di ASEAN-5 (terdiri atas Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand), yang mana angkanya turun dari 3,6% pada tahun 2024 hingga menjadi 3% saja untuk tahun 2025.
Lebih lanjut, perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia yang semula 3,3% pada tahun 2024 akan turun menjadi 2,8% sepanjang tahun 2025 karena penerapan tarif balasan oleh Trump.
Proyeksi untuk Indonesia dalam hal ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan World Economic Outlook (WEO) versi Januari 2025, dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan bisa mencapai angka 5,1%.
Direktur Departemen Penelitian IMF Pierre-Oliver Gourinchas mengatakan bahwa konflik perdagangan tersebut akan memiliki dampak besar terhadap perdagangan internasional.
IMF mengestimasi bahwa laju pertumbuhan perdagangan dunia akan berkurang menjadi di bawah separuh angka 3,8% yang dicatat pada tahun sebelumnya, turun hingga hanya mencapai 1,7% untuk tahun ini.
Bagi para mitra dagang, tarif umumnya berfungsi sebagai gangguan pada permintaan luar negeri yang bersifat merugikan. Hal ini melemahkan aktivitas ekonomi serta harga, walaupun ada beberapa negara yang mungkin memperoleh manfaat dari pergeseran arah perdagangan.
Itulah sebabnya IMF mengubah perkiraan pertumbuhan ekonomi beberapa negara di tahun 2025 menjadi lebih rendah.
Dia melihat bahwa setiap negara mengalami efek buruk akibat peningkatan ketidakpastian dalam kebijakan perdagangan, sebab perusahaan membatasi pengadaan dan investasinya, sedangkan institusi finansial merevaluasi paparan pinjaman mereka.
"Ketidakpastian semakin bertambah karena adanya gangguan sektor-sektor tertentu yang rumit disebabkan oleh perubahan tariff ini, sehingga bisa mengakibatkan fluktuasi dalam rangkaian suplai dan permintaan, sama halnya dengan apa yang terjadi saat pandemi," ungkapnya di dalam konferensi pers, seperti dilaporkan pada Rabu (23/4/2025).
Proyeksi Perkembangan Ekonomi 2025 yang Dikeluarkan oleh Bank Indonesia serta Pemerintah
Proyeksi Bank Indonesia
Bank Indonesia meninapkan kembali perkiraan pertumbuhan ekonomi RI untuk tahun 2025 di angka dibawah 5,1% karena situasi global yang semakin menurun.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengestimasi pertumbuhan ekonomi mungkin berkisar antara 4,7% sampai 5,5%, dengan rata-ratanya sekitar 5,1%, meskipun ada kemungkinan untuk angka yang lebih rendah.
"Direnggarkan oleh keputusan Amerika Serikat dengan cara mengurangi ekspornya ke sana. Pengaruh tak langsung juga muncul karena berkurangnya permintaan ekspor dari negara-negara perdagangan lain di Indonesia, khususnya dari Cina," katanya saat rapat Dewan Gubernur (RDG) pada hari Rabu tanggal 23 April 2025.
Proyeksi tersebut senada dengan estimasi terbaru dari Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) yang merevisi ke bawah ekonomi Indonesia dari 5,1% menjadi 4,7% pada 2025.
Selanjutnya, Perry menyatakan bahwa kebijakan tariff balasan dari Amerika Serikat serta tindakan balas dendam bisa berdampak pada potensi pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Meski demikian, Perry meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2025 masih akan terjaga di tengah peningkatan ketidakpastian global.
"Hingga triwulan pertama tahun 2025, perekonomian kita cukup baik, namun tantangan-tantangannya harus kita hadapi dengan lebih efektif di masa mendatang. Oleh karena itu, komitmen Bank Indonesia adalah untuk terus menguatkan dan meningkatkan kombinasi dari kebijakan moneter serta makroprudensial," jelas Perry.
Proyeksi Kemajuan Ekonomi Indonesia Menurut Pemerintah
Pemerintah telah mengantisipasi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% untuk tahun ini, sesuai dengan target yang ditetapkan dalam RAPBN 2025.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa pemerintah belum memodifikasi perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2025 sebesar 5,2% meskipun ada prediksi perlambatan ekonomi dunia disebabkan oleh kebijakan tariff dari Trump.
Walau Sri Mulyani pernah mengatakan jika kebijakan tariff dari Trump bisa mereduksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,5%, namun dia berencana untuk melihat perkembangan hal ini hingga paruh kedua tahun.
Selama periode tersebut, pemerintah hanya akan mengupdate proyeksi atau pandangan terkait posisi APBN saat Laporan Semester disampaikan kepada DPR.
"Kita akan mengevaluasi kemudian apakah target untuk asumsi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 yang ditetapkan sebesar 5,2% mengalami penyimpangan," katanya saat memberikan keterangan dalam acara Konferensi Pers KSSK, Kamis (24/4/2025).
( Annasa Rizki Kamalina )
Komentar
Posting Komentar