Keterampilan sosial menjadi salah satu hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh anak. Ternyata, anak yang memiliki keterampilan sosial yang baik dapat dilihat dari ciri-ciri orang tuanya.
Keterampilan sosial adalah kemampuan yang digunakan sehari-hari untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi ini mencakup komunikasi verbal dan non-verbal seperti percakapan, gerak tubuh, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh.
Ketika anak memiliki keterampilan sosial yang kuat, mereka akan memahami aturan-aturan tertulis maupun tersirat dengan orang lain.
![]() |
Keterampilan sosial sangat penting karena memungkinkan anak untuk memiliki dan mempertahankan interaksi positif dengan orang lain. Banyak dari keterampilan ini digunakan dalam menjalin dan mempertahankan persahabatan.
Bukan hanya itu, anak yang bisa berkomunikasi dengan baik tentunya akan menangani emosi secara efektif dan membangun hubungan yang sehat. Mereka dapat mempelajari keterampilan ini dengan cara melihat langsung dari kedua orang tuanya.
Spesialis Kehidupan Anak yang Terlatih dan Konselor Profesional Klinis Berlisensi, Kelsey Mora, mengungkapkan bahwa ada beberapa ciri-ciri orang tua yang anaknya akan memiliki keterampilan sosial yang baik.
5 Tahap Keterampilan Sosial yang Sebaiknya Dimiliki Anak-Anak Menurut Usianya
|
Ciri orang tua yang anaknya memiliki keterampilan sosial baik adalah
Berikut ciri-ciri orang tua yang anaknya memiliki keterampilan sosial baik menurut Kalsey seperti dikutip dari laman
1. Melakukan diskusi yang jujur dan sesuai perkembangan anak.
Dari melindungi anak-anaknya dari topik-topik sulit seperti penyakit, kematian, atau perubahan besar dalam hidup, para orang tua yang anaknya memiliki keterampilan sosial baik akan membangun hubungan saling percaya. Mereka akan berbicara dengan Si Kecil dan mendekati percakapan sulit dengan keterbukaan, kejujuran, serta kasih sayang.
"Mereka menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas serta mengajak anak-anak untuk membicarakan topik yang tidak nyaman dan meminta dukungan," katanya.
Orang tua yang menciptakan lingkungan di rumah di mana anak-anak merasa nyaman untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya akan membesarkan anak-anak yang mudah berkomunikasi dan melindungi diri sendiri.
2. Membantu anak menyebutkan dan memproses emosi yang besar
Orang tua yang memiliki anak dengan kemampuan sosial yang baik akan merasa nyaman untuk menyebutkan dan menunjukkan perasaan mereka sendiri di depan anak-anaknya, termasuk kegembiraan dan keceriaan di saat-saat sulit.
"Ketika anak-anak merasa frustrasi, sedih, atau kewalahan, mereka tidak diabaikan atau diminta untuk mengucapkan kalimat seperti, 'Jangan menangis', 'Ini bukan masalah besar', atau 'Kamu baik-baik saja'. Sebaliknya, mereka diminta untuk memvalidasi pengalaman anak," kata Kelsey.
Kebiasaan ini akan mengajarkan anak-anak bahwa semua perasaan akan membantu mereka belajar dan mempraktikkan strategi mengatasi emosi. Selain itu, anak menjadi merasa nyaman untuk mengekspresikan diri.
3. Meningkatkan empati dan kemampuan melihat dari sudut pandang orang lain
Ketika konflik atau tantangan muncul, orang tua tidak mempercepatkan permintaan maaf. Sebaliknya, mereka akan mengarahkan anak-anak untuk mempertimbangkan perasaan orang lain dan mengajukan pertanyaan seperti:
- Menurutmu, apa yang temanmu rasakan tentang apa yang baru saja terjadi?
- Bagaimana keadaan adikmu saat ini?
- Apa yang kamu pikir yang bisa membantu mereka merasa lebih baik?
Hal ini akan membantu anak-anak mengembangkan kemampuan mengambil perspektif, memberi mereka pemahaman yang lebih baik tentang apa yang berada dalam kendali mereka. Pada akhirnya, anak akan merasa lebih baik sehingga permintaan maaf lebih bermakna dan hubungannya semakin erat.
4. Mendorong penyelesaian masalah dan penentuan batasan
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Zinkevych
|
Para orang tua memutuskan untuk melibatkan anak-anak mereka dalam menghadapi tekanan, bukan langsung mencoba menyelesaikan masalah atau menghilangkan ketidaknyamanan.
Kelsey mengungkapkan alih-alih menuliskan solusi, orang tua akan mempertanyakan hal-hal berikut:
- Apakah ada yang bisa kami lakukan untuk memperbaiki hal ini?
- Apakah Anda ingin beberapa ide? Atau Anda ingin mencoba sesuatu terlebih dahulu?
Orang tua membantu anak-anak mengenal kapan mereka perlu membuat batasan. Hal ini juga akan mengajari mereka untuk menyampaikan batasan dengan jelas dan sopan.
"Dengan menggabungkan kemampuan memecahkan masalah dan menetapkan batasan, orang tua membantu anak-anak mereka membangun kepercayaan diri untuk melindungi diri dan menghadapi tantangan sosial," kata Kelsey.
5. Membiasakan dan membiarkan anak berlatih
Orang tua tidak akan memaksa anak-anak mereka untuk berinteraksi dengan sesuatu baru dan berharap mereka akan memahaminya, tetapi mereka akan mempersiapkan anak-anak mereka untuk sukses dengan memberikan mereka persiapan. Ibu dan Ayah akan mempersiapkan anak dan memberi mereka kesempatan untuk berlatih.
6. Gunakan permainan untuk meningkatkan keterampilan sosial dan emosional
Bermain bukan hanya tentang bersenang-senang, Ibu. Orang tua akan melatih anak-anaknya secara sosial dan emosional melalui bermain.
Dengan bermain, anak akan belajar cara alami mengelola emosi, menghadapi kesulitan, dan membangun hubungan. Di sini, mereka juga akan menghadapi situasi maupun perasaan yang sulit.
Mengalokasikan waktu bermain yang tidak terstruktur untuk membuat anak-anak merasa terhubung dan mengembangkan kreativitas, kerja sama, dan kepercayaan diri mereka. Selain itu, kegiatan menyenangkan ini juga membantu anak-anak siap menghadapi pengalaman baru, mengajarkan batasan, empati, serta komunikasi.
"Menghargai permainan adalah cara orang tua membangun hubungan dan kepercayaan dengan anak-anak mereka. Dan pada saat yang sama, membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Dan ini akan bermanfaat bagi mereka seumur hidup," kata Kelsey.
Pilihan Redaksi
|
. Gratis!
Komentar
Posting Komentar