
berbasis di Hangzhou, Cina.
17% tersebut secara bersamaan meruntuhkan nilai goodwill perusahaan sebesar USD 589 miliar atau sekitar Rp 9.494 triliun (kurs Rp 16.120).
Turunnya harga saham yang signifikan itu menjadi harga terendah NVIDIA sejak awal wabah COVID-19 Maret 2020 lalu.
Seperti dikutip , Selasa (28/1).
indeks S&P 500 menurun 1,5% pada senin dan Nasdaq 100 jatuh hampir 3%.

DeepSeek langsung menjadi sorotan perdagangan dunia, yang meningkatkan kekhawatiran investor dan perusahaan teknologi global.
Analisis mengatakan perusahaan teknologi megapons Amerika khawatir akibat biaya pembuatan DeepSeek yang diklaim lebih rendah dibandingkan dengan ChatGPT, Meta AI, dan Gemini. Bahkan dalam sebuah pernyataan, NVIDIA mengakui kecerdasan DeepSeek sebagai teknologi AI yang 'cerdas'.
Guncang Pasar Saham Jepang

Saham perusahaan semikonduktor Jepang, Advantest Corp. dan Disco Corp., juga ikut jatuh setelah DeepSeek dirilis.
Harga saham Advantest mengalami penurunan sebesar 11 persen. Sementara itu, harga saham perusahaan pembuat peralatan chip di Disco mengalami penurunan sebesar 9,5 persen.
Gesekan pasar this diikuti karena saham SoftBank Group Corp mengalami penurunan sekitar 6,7%. Saat itu, saham SoftBank sempat mengalami kenaikan karena komitmennya untuk berinvestasi USD 19 miliar di sektor AI selama kepemimpinan Donald Trump.
Saat itu, Analis di Laboratorium Intelijen Tokai, Ryoutarou Sawada, mengatakan bahwa biaya pembuatan AI (DeepSeek) actualisasi menjadi sentimen negatif untuk saham-saham perusahaan teknologi.
"Biaya semikonduktor, yang digunakan dalam menciptakan AI generatif, juga akan turun, hal itu merupakan kabar buruk bagi pembuat peralatan chip Jepang," ujarnya.
Volatilitas Kurs Global

Bukan hanya pasar saham yang segera terdorong, pasar valuta juga mengalami adanya gerakan pergerakan yang berfluktuasi akibat fakta-fakta sentimen tentang DeepSeek yang dianggap lebih efektif.
Pedagang mulai bertanya-tanya nilai valuasi tinggi perusahaan AS itu. Kurs Yen melawan Dolar AS diperdagangkan naik 0,84 persen pada 155,79 yen pada Senin (27/1).
Namun, Dolar kembali tumbuh 0,5 persen di Asia pada hari Senin (28/1). Penguatan Dolar AS terjadi setelah Presiden Donald Trump dan Menteri Keuangannya, Stephen Mnuchin, menyatakan bahwa pembicaraan tarif telah berakhir dengan baik dan benar-benar selesai.
Saat itu, nilai mata uang Euro merosot 0,54 persen dari Dolar AS karena ancaman penarikan beige.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang lawan, jatuh ke level terendah sejak pertengahan Desember.
Komentar
Posting Komentar