Ketika ditanya soal alasan mengapa Budi Santoso, pria di Surabaya, Jawa Timur, memutuskan resign sebagai pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Ternyata, Budi meninggalkan pekerjaannya di BUMN karena ia memiliki ambisi besar pada masa lalu.
Pria itu ditemukan saat melakukan pekerjaannya sebagai pembersih jalan kota di Surabaya pada Sabtu (27/1/2025). Ia mengaku saat memulai karirnya, ia merupakan seorang yang masih sangat muda dengan ambisi besar dan semangat yang tinggi.
Selain itu, ia juga ragu untuk mengikuti peraturan perusahaan.
Jika BUMN termasuk laboratorium yang memiliki banyak regulasi, misal pukul 07.00 harus masuk, pukul sekian istirahat makan siang, jam sekian pulang, tanggal sekian tidak kerja.
"Apa ituYe, di lokasi tersebut saya menentang," katanya, menurut survei satelit Kompas.com.
Dia akhirnya diberhentikan dari pekerjaannya sebagai seorang alumni Sekolah Teknik Menengah (STM) tahun 1993.
Budi, yang saat itu diposisi II a, diberhentikan ke pendidikan perusahaan selama setahun.
Datanglah pukul 07.00 WIB, duduklah di sini, kemudian akan datang seperti guru pembimbing, guru rohani, guru kesehatan, mari kamu mendengarkan.
"Saya puas, pada akhirnya saya menyadari bahwa hidup manusia sebenarnya tidak lebih dari 70 tahun sejak saya masih bekerja," katanya.
Memutuskan Resign

Setelah kembali sibuk bekerja, ternyata hati Budi tidak masih—orang bisa bilang sedih.
Ia masih sering bolos kerja sampai akhirnya dipindahkan ke Pulau Karangjamuang, daerah sesuatu yang merupakan sekarang Samudera Pasifik, untuk menjaga saksi negeri.
Selama enam bulan saya di sana.
"Sistemnya bekerja seminggu, libur seminggu," katanya.
Baru-baru ini, ia pindah untuk menemani beberapa kapal kargo menuju pelabuhan Timika.
Setelah beberapa tahun bekerja, dia merasa tidak nyaman lagi.
Pada tahun 2004, akhirnya Budi mengundurkan diri dari pekerjaannya di perusahaan negara (BUMN).
Kena PHK
Sekaligus tidak mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, Budi malah memilih beralih menjadi buruh pembuatan suku cadang alat pabrik.
Dia bekerja selama enam belas tahun.
Sayangnya, pada tahun 2020, wabah Covid-19 melanda Indonesia.
Penjualan pabrik tempat dia bekerja anjlok drastis hingga akhirnya bangkrut.
Banyak pegawai PNPL tersebut terkena PHK, salah satunya Budi.
Tapi nasib orang memang tidak pernah diketahui.
Budi akhirnya mendapat sedikit harapan setelah selesai tidak bekerja selama satu tahun.
Dia mengatakan, ketika itu anggota dewan dari sebuah partai sedang mengadakan kunjungan kerja ke masing-masing daerah pemilihan (dapil) untuk mendengar aspirasi dan keluhan dari masyarakat.
"Kala itu, ya saya sampaikan bahwa saya belum dapat lagi bekerja setelah di PHK," ucapnya.
Meskipun tidak memiliki harapan yang banyak, sekitar tahun 2021, dia menerima panggilan pekerjaan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sebagai tukang sapu zona jalan di wilayah Kota Surabaya.
Budi melamar suatu dengan alasan karena perlu memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Ya mau bagaimana lagi? Sebutannya juga harus mencukupi kebutuhan keluarga," katanya.
Dari pengalaman itu, Budi mengaku pernah melakukan kesalahan saat di masa mudanya.
Sukses Membawa Anak Menjadi Perawat
Meski semuanya dimulai dengan kegagalan, sekarang dia dianggap sukses karena berhasil menemukan pekerjaan sebagai perawat untuk sang anak.
Meskipun pada saat itu putrinya juga sekolah sambil bekerja, dia masih merasa harus membiayai biaya sekolah putrinya.
"Nama aku juga orang tua, tidak mungkin aku biarkan dia berbayar kuliahnya sendiri," kata dia.
Bahkan, sekarang putrinya bekerja sebagai perawat di salah satu rumah sakit swasta di Surabaya.
"Sebelumnya, dia pernah bekerja di klinik dahulu, lalu dokternya ajak untuk bekerja di rumah sakit," katanya.
===
Bahasa Indonesia di-bawah ini," Kami menyambut Anda untuk bergabung dengan grup Chat Wettsap Harian Surya. Dengan menggunakan grup Wettsap ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik tentang Surabaya, Sidoarjo, Gresik, serta Bontang Besar dari seluruh daerah di Jawa Timur.
untuk untuk bergabung
Komentar
Posting Komentar