Stroke terjadi ketika adanya penghalang pada aliran darah menuju otak. Situasi tersebut dapat mengarah kepada kerusakan parah bahkan berpotensi kematian dalam durasi yang cepat. Karenanya, stroke termasuk kondisi darurat kedokteran yang perlu ditangani secara langsung dan tak tertunda.
Permasalahan utamanya adalah bahwa stroke cenderung datang tanpa pemberitahuan dan sangat tak terduga. Bahkan, kondisi tersebut dapat mengenai individu-individu yang kelihatannya dalam keadaan sehat. Kecemasan pun meningkat akibat ancaman serangan stroke mendadak selama waktu istirahat malam hari. Apakah memang mungkin seseorang terserang stroke di tengah-tengah tidur? Mari kita bahas hal-hal penting berikut ini guna lebih waspada akan risikonya.
1. Serangan Jantung: Ragam Jenis, Tanda-tanda, Faktor Risiko, Hingga Penyembuhan

Serangan stroki disebabkan oleh penghambat aliran darah menuju otak. Sesuai dengan asal-usulnya, situasi tersebut dapat dibagi menjadi dua tipe, yakni strok iskemik serta hemorragik. Ini dia penjelasannya lebih lanjut:
- Iskemia stroki: jenis stroki yang disebabkan oleh sumbatan atau penggelangan pada pembuluh darah dalam otak. Ini bisa mengarah kepada berkurangnya aliran darah menuju otak sehingga menahan jaringan otak untuk memperoleh pasokan oksigen serta gizi yang mencukupi.
- Stroke hemoragik adalah kondisi saat pembuluh darah dalam otak bocor atau robek. Ini menciptakan perdarahan di area otak, sehingga meningkatkan tekanan pada sel-sel otak dan berujung pada kerusakan tersebut.
Orang yang terkena serangan strok umumnya dikenali melalui berbagai tanda, antara lain:
- Mengalami kesulitan dalam menyampaikan pendapat atau menangkap maksud dari ucapan oranglain
- Matinya sensasi, kelemahan, atau kelumpuhan pada sebagian bagian tubuh tertentu, misalnya wajah, lengan, atau kaki.
- Kehilangan keseimbangan atau koordinasi tubuh
- Menjalani gangguan visi yang datang secara mendadak
- Sakit kepala yang parah dan tiba-tiba.
Serangan strok bisa dialami oleh siapapun. Akan tetapi, ada sejumlah elemen peningkat risiko yang membuat seseorang lebih mungkin mengalami serangan tersebut, misalnya kebiasaan merokok, minum alkohol berlebihan, kondisi tubuh gemuk alias obesitas, memiliki gula darah tinggi atau disebut diabetes, kadar kolesterol dalam darah di atas batas normal, serta adanya hipertensi atau tensi darah melampaui nilai standar. Faktor lain seperti umur orang tersebut, jenis kelamin mereka, dan perubahan hormonal turut mempengaruhi probabilitas timbulnya gangguan ini.
Ketika seseorang terkena serangan strok, mereka perlu secepatnya dilarikan ke rumah sakit guna mendapat pengobatan medis sedini mungkin. Hal ini dilakukan agar aliran darah menuju otak bisa kembali normal dan meredam dampak kerusakan yang timbul. Bila hal tersebut tertunda, maka kemungkinannya rusak akan semakin parah dan berpotensi menambah tingkat bahayanya. Maka dari itu, durasi merupakan elemen vital dalam tindakan pertolongan pada kasus strok.
2. Bisakah serangan strok terjadi ketika sedang tertidur?

Dilansir dari Verywell Health , stroke bisa terjadi kapan pun, bahkan ketika sedang tertidur. Stroke yang menyerang seseorang pada saat mereka baru bangun tidur dikenal sebagai ".stroke saat bangun tidur" atau "صندVMLINUX wake-up strokes . Seseorang yang mengalami hal ini umumnya tertidur dalam kondisi normal namun terbangun dengan gejala-gejala dari serangan strok.
Berdasarkan data statistik, stroke yang terjadi selama tidur diproyeksikan mencakup sekitar 14 hingga 28 persen dari total kasus stroke iskemik. Namun, angka tersebut kemungkinan besar melebihi estimasi. Sebuah makalah dalam jurnal bertajuk "Wake-Up Stroke" pada tahun 2017 menjelaskan bahwa stroke ketika baru saja bangun tidur ditandai oleh adanya gejala-gejala neurologis saat individu pertama kali membuka mata di pagi hari dan diderita setelah mereka pergi tidur tanpa ada tanda-tanda gangguan otak.
Stroke pada saat tertidur sebenarnya mirip dengan stroke ketika sedang sadar. Namun, stroke yang dialami pasca bangun tidur cenderung membawa ancaman dan dampak kerusakan yang lebih besar akibat waktu kemunculannya yang tak pasti. Ini bisa memperlambat proses perawatan. Sementara itu, dalam kasus stroke, durasi waktu sangat penting bagi peluang kesembuhan.
3. Penyebab risiko stroke terjadi ketika seseorang sedang tertidur

Belum jelas persis apa yang memicu serangan strok ketika seseorang sedang tertidur. Namun, berbagai faktor risiko telah ditemukan berkorelasi dengan kemungkinan terjadinya strok di waktu istirahat tersebut. Berikut sejumlah pemicunya:
Gangguan tidur
Kondisi tidur seperti apnea tidur obstruktif atau masalah respirasi selama tidur diketahui berkaitan dengan stroke pada waktu tertidur. Akan tetapi, fungsi dari kondisi-kondisi tersebut dalam hal ini masih kurang jelas. Sebuah penelitian bertajuk "Karateristik Stroke Saat Bangkit Tertidur" di tahun 2019 menyatakan bahwa individu yang alami stroke ketika baru saja bangun cenderung lebih banyak dengkurnya (dengan presentase sebesar 90,5%) daripada mereka yang mengalaminya sementara sadar (sebanyak 70%).
Kolesterol tinggi
Dalam studi serupa, diketahui pula bahwa kadar kolesterol tinggi merupakan faktor risiko untuk mengalami strok ketika baru bangun tidur. Hal ini terjadi akibat adanya kondisi profil lipid yang tidak sehat.
Tekanan darah tinggi
Hipertensi merupakan penyebab utama yang seringkali berkontribusi pada kejadian stroker. Namun, kondisi tersebut juga bisa memperbesar kemungkinan mengalami stroke saat tertidur yang berkaitan dengan infark cereberal akibat stroke ketika sedang tidur.
Merokok
Merokok juga menjadi penyebab utama dari stroke. Akan tetapi, hal itu pun bisa menaikkan peluang terjadinya perdarahan di otak bagian dalam, yaitu jenis stroke yang seringkali terjadi ketika seseorang sedang tertidur.
Stroke merupakan situasi darurat medis yang bisa terjadi setiap saat, bahkan ketika orang tersebut sedang tertidur. Apabila serangan stroke ini dialami saat tidur, hal itu umumnya menjadi semakin memprihatinkan lantaran waktu tepat terjadinya tidak diketahui sehingga mungkin berpotensi memperpanjang masa tanpa pengobatan. Bila Anda melihat ada individu yang tengah mengalaminya dalam keadaan tidur, sebaiknya langsung mintalah pertolongan medis agar mereka mendapat perawatan sesegera mungkin.
Referensi
“Stroke”. Mayo Clinic . Diakses Mei 2025.
“Stroke”. Cleveland Clinic . Diakses Mei 2025.
Apakah Anda Bisa Mengalami SeranganStroke Saat Sedang Tidur? Verywell Health . Diakses Mei 2025.
Apakah Mungkin Terjadinya SeranganStroke Saat Sedang Tidur? Healthline. Diakses Mei 2025.
Pressman, M. R., Schetman, W. R., Figueroa, W. G., Van Uitert, B., Caplan, H. J., dan Peterson, D. D. (1995). Serangan transient ischemik dan strok kecil saat tidur. Stroke, 26(12), 2361–2365.
Komentar
Posting Komentar